Di tengah berbagai kesulitan ekonomi yang melanda masyarakat, menjalankan usaha kecil dan menengah (UKM) seolah terdengar lebih berat lagi. Namun, tidak bagi Andopi Kartika Belia, pemilik usaha waralaba Mr Burger (baca: Mister Burger). Saat semua orang sulit mencari modal dan usaha yang tepat, ia tetap optimis mengembangkan sayap bisnis UKM-nya.
Meski bukan konglomerat, ia juga berani memberikan paket bantuan usaha counter bagi 100 warga kurang mampu. Pria kelahiran Kintamani, Bali, 39 tahun lalu ini mengaku merasa harus memberi manfaat bagi orang lain, khususnya orang tidak mampu.
Sejak berita paket bantuan bagi orang miskin dimuat di Harian Warta Kota beberapa waktu lalu, saat ini sudah ada 500 orang yang mengantre untuk mendapat bantuan tersebut. ”Paket ini disalurkan secara bertahap, tidak bisa sekaligus. Tapi, sudah ada yang mulai berjualan di Depok dan Lebakbulus,” ujar Andopi seusai menjadi narasumber seminar UKM, di Jakarta Selatan, belum lama ini.
Walaupun perawakannya kurus kecil dengan rambut gondrong sebahu, semangatnya tidak sekecil tubuhnya. Bisnis waralaba (franchise) Mr Burger yang dibangunnya semakin besar dan meluas. ”Kita harus mengubah habit (kebiasaan—Red) sok merek luar negeri, dan mulai mencintai produk dalam negeri. Jangan hanya bergaya makan di restoran atau kafe franchise Amerika,” ujarnya.
Pria yang akrab dipanggil Ando ini sejak kecil sudah tertarik usaha burger saat melihat pedagang burger keliling. Darah wirausaha diturunkan dari ibunya yang memiliki gerai batik dan kerajinan perak. Ando pun memulai bisnisnya pada tahun 1988. Awalnya burger hanya menjadi bisnis sampingan baginya.
Namun, ia menyadari bahwa burger bukan bisnis musiman melainkan makanan yang sudah merakyat. ”Peluang bisnis burger tidak ada titik jenuh. Ini makanan semua kelas dan praktis,” ujar pria yang selalu memakai batik ini.
Peluang bisnis burger baru benar-benar dikembangkan pada tahun 1995. Saat itu ia memakai nama Crispy Burger. Meski sempat mengalami pasang surut, perusahaannya sempat memiliki 200 karyawan. Saat itu Ando juga membangun sejumlah gerai di beberapa stasiun kereta di Jakarta.
Ayah tiga putra ini banyak mengenyam pengalaman usaha burger. Di tengah menjalankan usaha burger, Ando membantu pemilik usaha waralaba Edam Burger. ”Pak Made yang punya Edam Burger itu kakak ipar saya. Saya lantas jadi konsultan dia yang tidak dibayar,” katanya.
Ando pun memiliki peran dalam mengembangkan usaha Edam Burger. Usaha Edam Burger di kawasan Jakarta Selatan pun dipegangnya kala itu. Ia berprinsip bahwa kualitas makanan, kemasan, penampilan, dan pelayanan, menjadi faktor penting dalam usaha yang dijalankannya. Namun, ia mengalami konflik dan perbedaan prinsip dengan Made. Ando akhirnya memilih keluar dan memulai usaha sendiri.
Ekspansi
Sejak tahun 2005 Ando menggunakan bendera Mr Burger dengan sistem waralaba atau bagi hasil. Meski terkesan berbau luar negeri, Mr Burger asli buatan dalam negeri. ”Mr itu berarti makanan rakyat,” ujar lulusan Jurusan Manajemen, Universitas Trisakti, ini.
Roti, daging, dan saus untuk produk Mr Burger dibuat di pabrik sendiri. Dengan kualitas rasa yang juga mampu bersaing, Ando berharap di masa datang Mr Burger bisa bersaing dengan restoran ternama internasional seperti Burger King atau McDonald’s.
Pada tahun 2007, Mr Burger mendapat penghargaan retail burger terbaik di Indonesia dari Citra Award. Hingga saat ini terhitung sekitar 100 gerai Mr Burger di Jabodetabek aktif menjalankan usaha itu. Ando juga akan mengembangkan konsep restoran dan kafe Mr Burger sambil tetap memberdayakan UKM franchise ini.
Rencananya restoran akan dibangun di kawasan Bintaro (Jakarta Selatan), serta Kelapagading dan Pluit (Jakarta Utara). Dalam enam bulan ke depan, ia juga menargetkan berdirinya 500 gerai Mr Burger. Ando juga melakukan ekspansi ke luar daerah seperti ke Yogyakarta, Medan, dan dalam waktu dekat ke Pekanbaru (Riau).
Selain itu, pria yang hobi bermain futsal dan badminton ini akan melakukan pengembangan usaha juga dengan sistem waralaba UKM. Ia akan membuat produk Mr Tea (teh), Lemendo Crepes, Sweet Corn (jagung), dan Espo Eskado (es potong).
”Bukan berarti tidak fokus di burger, namun sebenarnya ada peluang-peluang lain yang tidak tertampung oleh pengusaha lain. Jadi nanti ada sebuah franchise corner yang lengkap,” tandas Ando. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk bangkit dan membuktikan bahwa UKM juga bisa profesional.Sumber : KOMPAS.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar