Judul postingan ini akibat rasa kejumudan yang sangat parah atas berbagai kasus korupsi yang berkembang subur di negara kita. Kasus korupsi yang akhir-akhir ini tengah marak di beritakan di berbagai media elektronik dan menjadi headline di berbagai surat kabar telah mengaburkan arti reformasi yang diusung oleh berbagai elemen masyarakat kita. Oknum polisi,kejaksaan,hakim yang seharusnya menyidik,menuntut dan mengadili kasus korupsi malah berpesta pora menikmati hasil korupsi sehingga koruptornya bisa bebas tanpa syarat. Adalah Gayus Tambunan yang menjadi sindikat markus yang menyeret berbagai oknum pejabat polisi,jaksa,hakim,pengacara dan jajaran pajak. Sungguh korupsi berjamaah yang telah membuat masygul dan geram hati masyarakat kita. Yang menjadi pertanyaan kita semua, apakah Gayus Tambunan korban atau sengaja dikorbankan untuk melindungi kasus korupsi yang lebih besar? Siapakah yang malu kepada dunia, yang tidak membayar pajak atau yang mengkorupsi uang pajak? Siapakah yang mencemarkan nama baik, bpk. Susno Duaji yang dengan gagah berani membuka kebobrokan markus di berbagai instasi hukum atau para oknum polisi yang kebakaran jenggot atas tersangkut namanya di kasus markus tsb? Apakah Satgas mafia hukum mampu mengungkap kasus markus yang tengah menjadi tradisi di kalangan penegak hukum dan dirjen pajak? Kisah usang tikus berdasi tengah menjadi perang bintang di negara kita. Gerakan boikot bayar pajak yang tengah marak di jejaring sosial adalah akibat rasa kekecewaan dan kemarahan masyarakat atas tindakan markus di berbagai instansi jaksa,hakhim,polisi dan pengacara. Apakah gaji yang besar mampu meminimalisasi tindakan korupsi dinegara kita? Dan setujukah anda bila koruptor dan makelar kasus juga mendapat hukuman mati seperti teroris? Haruskah kita sirnakan 1 generasi untuk membersihkan berbagai macam kasus korupsi? fkr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar