Panettone (lafal: pænətounə) adalah sejenis roti manis yang berasal dari Milan, Italia. Menjelang dan saat perayaan Natal biasanya Panettone atau Panaton disiapkan dan dinikmati warga Malta, Brazil, Italia, dan Swiss. Di Milan, warga Malta (masyarakat Milan), menjadikan Panettone atau Panaton sebagai simbol kotanya. Bahkan di Amerika Latin, terutama di Venezuela, Argentina, Paraguay, Uruguay, Ekuador, Bolivia, Chili, Kolombia, dan Peru, Panettone menggantikan roscón de reyes/bolo rei sebagai King Cake karena menjadi penganan pokok saat Natal dan Tahun Baru menjelang.
Kue berbentuk kubah ini hampir sama dengan jenis fruitcake lainnya. Di dalamnya berisikan manisan kulit jeruk, manisan sitrun, kismis, dan manisan lemon. Akan tetapi, dari jenis fruitcake yang lain, Panettone memiliki kekhasan dari adonann yang berasal dari dough yang diasamkan atau bisa dikatakan sourdough. Tak heran proses pembuatan dan proofing-nya memakan waktu cukup lama untuk menghasilkan volume cake yang diinginkan. Betapa tidak, dari hasil proofing yang menyita banyak waktu, volume Panettone bisa mencapai 12-15 cm dengan berat 1 kg.
Masyarakat Italia, biasanya menikmati Panettone dalam bentuk irisan vertikal dan semangkuk Crema di Mascarpone, krim yang terbuat dari mascarpone. Mereka juga menikmatinya dengan minuman manis seperti Amaretto, secangkir cokelat panas, dan the sweet wine, seperti Asti atau Moscato d’Asti. Di Italia, kata “Panettone” berasal dari kata Italia “panetto”, roti-roti kecil Akhiran Italia augmentatif “-satu” (diucapkan “o-neh”) memiliki perubahan yang berarti “roti besar”. Oleh karena itu, produksi Panettone dengan proses proofing yang cukup lama, hasil akhirnya cukup besar dan bervolume.
Di balik itu semua, tak disangka Panettone menjadi penganan tradisional khas Italia yang keberadaannya sudah ada sejak zaman Kekaisaran Romawi. Mulanya,
orang Romawi menyukai roti yang beragi dilumuri madu. Sejak kemunculannya, Panettone menjadi makanan yang mewah dan hanya dinikmati para bangsawan Italia. Sementara, saat itu Panettone masih dibandrol harga yang cukup tinggi, sehingga pribumi Italia tidak sanggup untuk membelinya. Akan tetapi, munculnya
persaingan sengit, pada akhir Perang Dunia II, Panettone dihargai sangat murah untuk siapapun. Mulai saat itu, kecintaan terhadap Panettone semakin meluas hingga keluar Italia, yang diidentikkan sebagai Natal yang manis. Tercatat dalam tulisan illuminist,Pietro Verri, yang ditemukan pada abad ke-18, Panettone identik dengan Natal yang ia sebut sebagai “Pane di Tono” (roti mewah).
Meskipun Panettone berasal dari Milan, saat ini Panettone lebih populer di pusat dan selatan Italia, Brazil, Argentina, dan wilayah Amerika Latin lainnya. Hingga pendapatan penjualan menjelang, saat Natal, hingga perayaan Tahun Baru, keuntungan bisa mencapai angka 55% dibandingkan utara Milan yang hanya mencapai angka 45%. Bahkan para bakers di Italia setiap menjelang dan saat Natal memproduksi hingga 117 juta Panettone yang bernilai 579 juta Euro (416 juta poundsterling). Karena kecintaan masyarakat Italia dan sekitarnya terhadap Panettone, tak heran saat Natal, para bakers mampu meraih keuntungan berlipat. Oleh karena itu, Panettone dijadikan makanan pokok dan sangat tepat dinikmati saat kumpul bersama keluarga dan kerabat dalam suasana Natal. [Teks: Eka Michelina]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar